Archive for April 2013

TEORI KOGNITIVISME DAN TEORI KOGNITIVISME GESTALT


TEORI KOGNITIVISME DAN TEORI KOGNITIVISME GESTALT

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah belajar pembelajaran

Dosen pengampu : Denik Wirawati

                                                                                             

 


 

Disusun oleh        :

1.     Setiyono                        (12003183)

2.     Nafiana Dwi Amalia      (12003184)

3.     Erfina Purwandari                   (12003185)

4.     Desi Kurniawati             (12003186)

5.     Ahmad Nur Ihsan          (12003187)

 

 

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA

TAHUN 2012/2013

 

 

KOGNITIVISME

A. Pengertian Kognitivisme

 

Teori belajar kognitif lebih menekankan pada belajar merupakan suatu proses yang terjadi dalam akal pikiran manusia. Pada dasarnya belajar adalah suatu proses usaha yang melibatkan aktivitas mental yang terjadi dalam diri manusia sebagai akibat dari proses interaksi aktif dengan lingkungannya untuk memperoleh suatu perubahan dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, tingkah laku, ketrampilan dan nilai sikap yang bersifat relatif dan berbekas.

      Teori kognitif adalah teori yang umumnya dikaitkan dengan proses belajar. Kognisi adalah kemampuan psikis atau mental manusia yang berupa mengamati, melihat, menyangka, memperhatikan, menduga dan menilai. Dengan kata lain, kognisi menunjuk pada konsep tentang pengenalan. Teori kognitif menyatakan bahwa proses belajar terjadi karena ada variabel penghalang pada aspek-aspek kognisi seseorang. Teori belajar kognitiv lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajar itu sendiri. Belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon, lebih dari itu belajar melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman.

      Model kognitif ini memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses infromasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada. Model ini menekankan pada bagaimana informasi diproses.

B.  Ciri-ciri Aliran Kognitivisme

 

1. Mementingkan apa yang ada dalam diri manusia

2. Mementingkan keseluruhan dari pada bagian-bagian

3.  Mementingkan peranan kognitif

4.   Mementingkan kondisi waktu sekarang

5. Mementingkan pembentukan struktur kognitif

Belajar kognitif ciri khasnya terletak dalam belajar memperoleh dan mempergunakan bentuk-bentuk representatif yang  mewakili obyek-obyek itu di representasikan atau di hadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan, gagasan atau lambang, yang semuanya merupakan sesuatu yang bersifat mental.

C. Tokoh – Tokoh Teori Kognitivisme

a. Teori Perkembangan Kognitif, dikembangkan oleh Jean Piaget, teorinya disebut "Cognitive Developmental".

Dalam teorinya, Piaget memandang bahwa proses berpikir sebagai aktivitas gradual dari fungsi intelektual dari konkret menuju abstrak. Piaget mengklasifikasikan perkembangan kognitif anak menjadi empat tahap:

Tahap sensory – motor, yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia 0-2 tahun, Tahap ini diidentikkan dengan kegiatan motorik dan persepsi yang masih sederhana. Tahap pre – operational, yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia 2-7 tahun. Tahap ini diidentikkan dengan mulai digunakannya symbol atau bahasa tanda, dan telah dapat memperoleh pengetahuan berdasarkan pada kesan yang agak abstrak. Tahap concrete – operational, yang terjadi pada usia 7-11 tahun. Tahap ini dicirikan dengan anak sudah mulai menggunakan aturan-aturan yang jelas dan logis. Anak sudah tidak memusatkan diri pada karakteristik perseptual pasif. 4. Tahap formal – operational, yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia 11-15 tahun. Ciri pokok tahap yang terahir ini adalah anak sudah mampu berpikir abstrak dan logis dengan menggunakan pola pikir "kemungkinan".

b. Teori Perkembangan Kognitif, dikembangkan oleh Bruner.

      Berbeda dengan Piaget, Burner melihat perkembangan kognitif manusia berkaitan dengan kebudayaan. Bagi Bruner, perkembangan kognitif seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan kebudayaan, terutama bahasa yang biasanya digunakan.

c. Teori Perkembangan Kognitif, dikembangkan oleh Ausebel.

      Proses belajar terjadi jika siswa mampu mengasimilasikan pengetahuan yang dimilikinya dengan pengetahuan baru. Menurut Ausubel siswa akan belajar dengan baik jika isi pelajarannya didefinisikan dan kemudian dipresentasikan dengan baik dan tepat kepada siswa (advanced organizer), dengan demikian akan mempengaruhi pengaturan kemampuan belajar siswa.

D.    Implikasi Teori Kognitivisme dalam Dunia Pendidikan

      Adapun Impilikasi Teori Kognitivisme dalam dunia pendidikan yang lebih dispesifikasikan dalam Pembelajaran sesuai dengan Teori yang telah dikemukan diatas sebagai berikut:

1. Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah :

Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak; Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya; Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing; Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.

2. Implikasi Teori Bruner dalam Proses Pembelajaran :

Menghadapkan anak pada suatu situasi yang membingungkan atau suatu masalah; anak akan berusaha membandingkan realita di luar dirinya dengan model mental yang telah dimilikinya; dan dengan pengalamannya anak akan mencoba menyesuaikan atau mengorganisasikan kembali struktur-struktur idenya dalam rangka untuk mencapai keseimbangan di dadalam benaknya.

 

3.  Impilkasi Teori Bermakna Ausubel

      Implikasinya dalam pembelajaran adalah seorang pendidik,, mereka harus dapat memahami bagaimana cara belajar siswa yang baik, sebab mereka para siswa tidak akan dapat memahami bahasa bila mereka tidak mampu mencerna dari apa yang mereka dengar ataupun mereka tangkap.

      Dan dari ketiga macam teori diatas jelas masing-masing mempunya implikasi yang berbeda, namun secara umum teori kognitivisme lebih mengarah pada bagaimana memahami struktur kognitif siswa.

E. Kelebihan dan kelemahan teori Kognitivisme

a. Kelebihannya yaitu : menjadikan siswa lebih kreatif dan mandiri; membantu siswa memahami bahan belajar secara lebih mudah.

b.  Kekurangannya yaitu : teori tidak menyeluruh untuk semua tingkat pendidikan; sulit di praktikkan khususnya di tingkat lanjut; beberapa prinsip seperti intelegensi sulit dipahami dan pemahamannya masih belum tuntas.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

TEORI BELAJAR KOGNITIF TEORI GESTALT

 

A.     Pengertian Teori Gestalt

Istilah ‘Gestalt’ sendiri merupakan istilah bahasa Jerman yang sukar dicari terjemahannya dalam bahasa-bahasa lain. Arti Gestalt bisa bermacam-macam sekali, yaitu ‘form’, ‘shape’ (dalam bahasa Inggris) atau bentuk, hal, peristiwa, hakikat, esensi, totalitas. Karena adanya kesimpangsiuran dalam penerjemahannya, akhirnya para sarjana di seluruh dunia sepakat untuk menggunakan istilah ‘Gestalt’ tanpa menerjemahkan kedalam bahasa lain.

Teori belajar Gestalt (Gestalt Theory) ini lahir di Jerman tahun 1912 dipelopori dan dikembangkan oleh Max Wertheimer (1880 – 1943) yang meneliti tentang pengamatan dan problem solving, dari pengamatannya ia menyesalkan penggunaan metode menghafal di sekolah, dan menghendaki agar murid belajar dengan pengertian bukan hafalan akademis.

Aliran Gestalt muncul di Jerman sebagai kritik terhadap strukturalisme Wundt. Pandangan Gestalt menolak analisis dan penguraian jiwa ke dalam elemen-elemen yang lebih kecil karena dengan demikian, makna dari jiwa itu sendiri berubah sebab bentuk kesatuannya juga hilang.

Gestalt adalah sebuah teori yang menjelaskan proses persepsi melalui pengorganisasian komponen-komponep sensasi yang memiliki hubungan, pola, ataupun kemiripan menjadi kesatuan. Teori gestalt beroposisi terhadap teori struktualisme. Teori gestalt cenderung berupaya mengurangi pembagian sensasi menjadi bagian-bagian kecil.

 

B.     Tokoh-tokoh Aliran Gestalt

1.   Max Wertheimer (1880-1943)

      Konsep pentingnya : phi phenomenon (bergeraknya obyek statis menjadi rangkaian gerakan yang dinamis setelah dimunculkan dalam waktu singkat dan dengan demikian memungkinkan manusia melakukan interpretasi).

      Dengan konsep ini, Wertheimer menunjuk pada proses interpretasi dari sensasi obyektif yang kita terima. Proses ini terjadi di otak dan sama sekali bukan proses fisik, tetapi proses mental.

2.   Kurt Lewin (1890-1947)

      Konsep utama Lewin adalah Life Space, yaitu lapangan psikologis tempat individu berada dan bergerak. Lapangan psikologis ini terdiri dari fakta dan obyek psikologis yang bermakna dan menentukan perilaku individu. Tugas utama psikologi adalah meramalkan perilaku individu berdasarkan semua fakta psikologis yang eksis dalam lapangan psikologisnya pada waktu tertentu. Life space terbagi atas bagian-bagian memiliki batas-batas.

      Dalam lapangan psikologis ini juga terjadi daya (forces) yang menarik dan mendorong individu mendekati dan menjauhi tujuan. Apabila terjadi ketidakseimbangan (disequilibrium), maka terjadi ketegangan (tension). Perilaku individu akan segera tertuju untuk meredakan ketegangan ini dan mengembalikan keseimbangan.

 

C.    Prinsip-prinsip Teori Gestalt

 

1)      Manusia bereaksi dengan lingkungannya secara keseluruhan, tidak hanya secara intelektual,     tetapi juga secara fisik, emosional, sosial dan sebagainya

2)      Belajar adalah penyesuaian diri dengan lingkungan.

3)      Manusia berkembang sebagai keseluruhan sejak dari kecil sampai dewasa, lengkap dengan         segala aspek-aspeknya.

4)      Belajar adalah perkembangan kearah diferensiasi ynag lebih luas.

5)      Belajar hanya berhasil, apabila tercapai kematangan untuk memperoleh insight.

6)      Tidak mungkin ada belajar tanpa ada kemauan untuk belajar, motivasi memberi dorongan yang mengerakan seluruh organisme.

7)      Belajar akan berhasil kalau ada tujuan

8)      Belajar merupakan suatu proses bila seseorang itu aktif, bukan ibarat suatu bejana yang diisi.

 

D.    Aplikasi Teori Gestalt

      Aplikasi teori Gestalt dalam proses pembelajaran antara lain :

1)      Pengalaman tilikan; bahwa tilikan memegang peranan yang penting dalam perilaku. Dalam proses pembelajaran, hendaknya peserta didik memiliki kemampuan tilikan yaitu kemampuan mengenal keterkaitan unsur-unsur dalam suatu obyek atau peristiwa.

2)      Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning), kebermaknaan unsur-unsur yang terkait akan menunjang pembentukan tilikan  dalam proses pembelajaran. Makin jelas makna hubungan suatu unsur akan makin efektif sesuatu yang dipelajari. Hal ini sangat penting dalam kegiatan pemecahan masalah, khususnya dalam identifikasi masalah dan pengembangan alternatif pemecahannya. Hal-hal yang dipelajari peserta didik hendaknya memiliki makna  yang jelas dan logis dengan proses kehidupannya.

3)      Perilaku bertujuan (pusposive behavior), bahwa perilaku terarah pada tujuan. Perilaku bukan hanya terjadi akibat hubungan stimulus-respons, tetapi ada keterkaitannya dengan dengan tujuan yang ingin dicapai. Proses pembelajaran akan berjalan efektif jika peserta didik mengenal tujuan yang ingin dicapainya. Oleh karena itu, guru hendaknya menyadari tujuan sebagai arah  aktivitas pengajaran dan membantu peserta didik dalam memahami tujuannya.

4)      Prinsip ruang hidup (life space), bahwa perilaku individu memiliki keterkaitan dengan lingkungan dimana ia berada. Oleh karena itu, materi yang diajarkan hendaknya memiliki keterkaitan dengan situasi dan kondisi lingkungan kehidupan peserta didik.

5)      Transfer dalam Belajar, yaitu pemindahan pola-pola perilaku dalam situasi pembelajaran tertentu ke situasi lain. Menurut pandangan Gestalt, transfer belajar terjadi dengan jalan melepaskan pengertian obyek  dari suatu konfigurasi dalam situasi tertentu untuk kemudian menempatkan dalam situasi konfigurasi lain dalam tata-susunan yang tepat.

 

E.     KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

 

Adapun kelebihan dan kekurangan teori gestalt yaitu : (Manurung, 2010)
Kelebihan : Teori ini lebih melihat manusia sebagai seorang individu yang memiliki keunikan, dimana mereka harus berhubungan dengan lingkungan yang ada disekitar mereka. Dengan teori Gestalt yang lebih menekankan akan pentingnya pengertian dalam mempelajari sesuatu, maka akan lebih berhasil dalam mencapai kematangan dalam proses belajar.

Kekurangan : Karena menurut Gestalt sesuatu yang dipelajari dimulai dari keseluruhan, maka dikawatirkan akan menimbulkan kesulitan dalam proses belajar, sebab beban yang harus ditanggung sangatlah banyak.

 

 
Monday, April 15, 2013
Posted by Unknown

PACITAN BLOG: KETIKA SEMUA TERASA HILANGSejenak...

PACITAN BLOG: KETIKA SEMUA TERASA HILANG
















Sejenak...
: KETIKA SEMUA TERASA HILANG Sejenak melihat betapa berarti dari hadirmu dulu Terasa engkau memang begitu berarti bagi...
Thursday, April 11, 2013
Posted by Unknown
Tag :




KETIKA SEMUA TERASA HILANG
















Sejenak melihat betapa berarti dari hadirmu dulu
Terasa engkau memang begitu berarti bagi diriku
Hari demi hari yang aku lewati bersamamu
Derai tangis canda tawa bahagia
kini seakan hanya ilusi otak ku

Hidupku kini,entah terasa hilang ketika engkau
tak ada disampingku
Putar waktu sudah tidak mungkin
 Karena senja tidak mampu untuk kembali
Apakah ini yang dinamakan penyesalan?

Apa yang harus aku lakukan
ketika hidup merasa kehilangan
Sebenarnya aku lelah,dengan apa yang terjadi
Lelah karena dulu aku tidak mampu mengucapkan
" aku cinta padamu "
Yah kini semua telah berlalu
Kujadikan ini imajinasi terindah untuku
 ketika semua terasa hilang

Posted by Unknown
Tag :

PUISI SIGIT "TERKADANG"

TERKADANG









Hidup terkadang tidak sesuai harapan
Hidup terkadang sulit untuk dimengerti
Hidup terkadang penuh ketidakpastian
Hidup terkadang harus memilih

Hidup terkadang harus bertarung dengan hal yang aneh
Hidup terkadang hanya ingin santai,tanpa berfikir
Hidup terkadang hanya untuk menyesali diri

Namun,hidup hanyalah hidup
Untuk apa menyesali hidup
Karena hidup bukan untuk selamanya,tapi untuk detik ini
dan Terkadang mereka
mengerti akan semua itu
namun terkadang mereka menghindar




sigit pamungkas
cirebon,20 april 2012
Tuesday, April 9, 2013
Posted by Unknown
Tag :

SERAGAM INI

SERAGAM INI



Lihatlah seragam putih abu-abu ini yang mulai kusam ini kawan
itu adalah saksi hidup kita,bersama mesra dengannya selama 3 tahun

Dengan seragam putih abu-abu ini,yang selalu kita kenakan
dengan penuh rasa bangga
Tetapi kenapa,terkadang kita kotori,walaupun seragam ini tidak pernah sekalipun marah kepada kita
aku tanya?
kapan seragam ini marah kepada kita? Kapan kawan?
 Sungguh tidak pernah,bukan?

Dengan seragam putih abu-abu ini,aku pun bisa memperoleh ilmu
bisa berteman dengan kalian ,dan
bisa merintis masa depan,tapi apa jadinya jika kita sekolah tanpa seragam?
Pasti kalian menyangka aku ini gila

Tetapi kini,itu hanyalah kenangan bagi kita kawan
 dan menjadi perjalanan hidup bagi kita
masa depan yang indah tidak pernah akan terjadi,jika kita tidak pernah merasakan betapa indahnya mengenakan seragam putih abu-abu
di kilaunya masa masa SMA
yang mungkin,tidak pernah akan terulang untuk kedua kalinya
dan selalu akan kukenang bukan untuk saat ini tapi selamanya.




sigit pamungkas
cirebon,14 april 2012



Posted by Unknown
Tag :

Popular Post

Blogger templates

Labels

Pages

Powered by Blogger.

daftar isi

.

Your Comments

- Copyright © PACITAN BLOG -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -